www.dalleboy.co.cc [URL=http://www.nonstopgifs.com][img]http://www.nonstopgifs.com/animated-gifs/cartoons/cartoons-animated-gif-002.gif[/img][/url] DariKamiUntukSmua

sejarah style BMX

From Wikipedia, the free encyclopedia
A BMX race. First round of the 2005 European BMX Championships held in Sainte Maxime, France on 23 April 2005.

BMX (Bicycle Motocross) is a form of cycling on specially designed bicycles which usually have 20 inch wheels. The sport includes racing on earthen tracks, known as BMX racing, as well as the performance of tricks on the bikes, called Freestyle BMX. hi Freestyle BMX has grown to include five distinct disciplines. These are Street, Park, Vert, Dirt, and Flatland. These usually involve technical movements of the bike in different ways over varied terrain.


A BMX bike intended for racing can be easily distinguished from a freestyle BMX bike:
Freestyle: shorter seat- and chain- stays, and typically a single brake for the rear wheel. Brakes commonly have a detangler mechanism to enable bar spins, but some riders opt for a single cable setup for ease of repair;
Race: Brakes rear, and frames with spacific lengths for the riders size, they have skinner wheels for light and small rider which enables better aerodynamics and thick tyres for larger riders for more stability.

Recently, BMX racing's international governing body, Union Cycliste Internationale (UCI), began sponsoring the UCI BMX World Championships.

In 2008, BMX racing entered the Olympics for the first time in Beijing.[1] (For the schedule, see Cycling at the 2008 Summer Olympics: BMX)
Fly 3 Amigos Freestyle BMX bike

[edit]
History

BMX originated in United States in the early 1970's, by kids imitating their motocross heroes on their bicycles. [2] Children were racing standard road bikes off-road, around purpose-built tracks in California.[3] The 1971 motorcycle racing documentary On Any Sunday is generally credited with inspiring the movement nationally in the US; its opening scene shows kids riding their Schwinn Stingrays off-road. By the middle of that decade the sport achieved critical mass, and manufacturers began creating bicycles designed especially for the sport.

The BMX bike has grown very popular with youth and is practical as it gemie is rather small and easy to move. There are also BMX style helmets made especially for the sport.

By 1977, the American Bicycle Association (ABA) was organized as a national sanctioning body for the growing sport.

In April 1981, the International BMX Federation was founded, and the first world championships were held in 1982. Since January 1993 BMX has been integrated into the Union Cycliste Internationale.[4]

Over the last decade, the popularity of BMX has grown immensely. Rhonie and Jesward succeeded to create a revolutionary sport which now consists of Street bmx, Flatland bmx, Vert bmx. It is now one of the staple events at the annual Summer X Games Extreme Sports competition held largely on both coasts of the United States. Recently, there has been an explosion in the popularity of the sport due to its relative ease and availability of places to ride and do tricks. It also became an official Olympic event at the 2008 Summer Olympic Games in Beijing, China

Street BMX is now incredibly popular and is very self explanetory. Get your bike, ride into the streets and see what you can find and how you and your bike can interact with these natrual obstacles. e.g. bunny-hopping down or up some stairs, grinding (or riding along) a ledge or rail (often narrow). Explanation of some grinds:

Double Peg: The most basic grind to do on a rail(can still be done on a ledge). The rider must bunny-hop on and land both pegs on the rail or ledge (wheels must be off the ground for all grinds) http://k41.pbase.com/u46/925bm/large/33906146.DoublePeg.jpg

Feeble grind: The most basic grind to do on a ledge. The rider must bunny-hop and land the rear peg and the front wheel on the ledge. This is easy to do on a ledge because ledges are generally much lower than rails and much wider. http://www.devonhutchins.com/images/update_2007_11_21/aaron_ross_halloween_feeble.jpg

Smith grind: The step up from a feeble. The rider must bunny-hop and land the front peg and rear wheel on the ledge or rail. This is a very good looking grind. http://www.freewebs.com/wlbmx/Pictures/Smith%20Grind%20by%20alex.jpg

Luc-e grind: An advanced grind. The rider must bunny-hop, turn the handlebars 90 degress, and land the back peg and sometimes pedal on the ledge and lean back, keeping the front wheel off the ground but not grinding on the ledge either. http://bmx.transworld.net/files/2008/07/21/628301488_1211481703.jpg

Rollercoaster grind: Another advanced grind. The rider must find two rails or ledges close enough together so he can bunny-hop and be grinding along on at least two pegs (one peg on each ledge or rail.

Icepick grind: A rear peg grind were the rider is grinding a long on the back peg only with the front wheel above the BMX ROCKS OUT LOUD

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sejarah BMX

sejarah BMX
Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan.


Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais. Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada.

Yang mempopulerkan pedal dan rantai penggerak roda belakang adalah James Starley. Sehingga pada tahun 1900 di Amerika Serikat tercatat ada 70 ribu buruh untuk membuat 4 juta unit sepeda. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil.

Klasifikasi Sepeda

Bersepeda merupakan salah satu olahraga yang menyenangkan. Namun untuk olahraga yang satu ini kita harus memilih spsefikasi dari berbagai jenis sepeda yang akan kita gunakan, karena itu yang akan menentukan permainan sepeda apa yang akan kita lakukan. Sepeda sendiri ada berbagai ragam mulai dari sepeda BMX untuk freestyle maupun untuk Downhill dan Roadbike yang lebih dikenal ‘sepeda Balap’ ataupun Mountain Bike (MTB) yang sering disebut ‘Sepeda Gunung’.

Dari jenis olahraganya, bersepeda bisa dibagi dua, yaitu on road dan off road. Pada tipe on road atau road bike,trek yang ditempuh biasanya di jalan – jalan dalam kota. Sedangkan pada tipe off road atau extreme bike, trek yang digunakan adalah pada medan jalan tanah dan bergunung. Karena medan yang dilalui relatif lebih sulit, tak heran jenis sepeda ini lebih lengkap. Berdasarkan suspensi atau peredam kejut, design sepeda dapat dikategorikan menjadi empat jenis:

- Fully Rigid : Jenis ini memiliki rangka yang kaku, tanpa ada suspensi baik depan maupun belakang.

- Softtail : Frame-nya menggunakan suspensi yang disebut dengan “elastomer“, fungsinya adalah untuk menggerakkan frame melewati medan yang tidak rata.

- Hardtail : Jenis ini memiliki bagian depan yang bersuspensi, sedangkan frame dengan bagian chain stay kaku tanpa ada suspensi. Tipe hard tail biasanya dipakai di medan yang bervariasi. Tipe hard tail sendiri bisa dicirikan dari adanya satu shockbreaker di garpu depan. Kalau tipe ini lebih cepat mendapatkan momentum ketika digenjot sehingga untuk mendapat kecepatan maksimum jadi lebih gampang. Tipe ini cocok buat yang senang cross country atau main di daerah pedesaan. Untuk yang suka modifikasi, kita bisa menambah shockbreaker, rem cakram, menambah gir, dan lain-lain

- Dual/Full Suspension : Sepeda jenis ini memiliki suspensi untuk bagian garpu depan dan bagian chain stay. Mekanisme kerja peredam kejut di bagian chain stay menggunakan penggerak (Pivot) yang menghubungkan lower dan upper chain stay, sehingga membuat ban belakang dapat naik-turun mengikuti kontur medan yang dilalui. Untuk full suspention biasanya dipakai buat penggemar turunan atau downhill. Hal ini penting karena getaran sepeda saat turun bisa diredam oleh shockbreaker di garpu depan dan belakang sepeda. Sepeda jenis ini biasanya fork (garpu) depannya lebih tinggi ketimbang belakang. Soalnya ketika di turunan, sudut kemiringan sepeda enggak akan terlalu ekstrem. Alhasil sepeda jadi lebih mudah dikontrol.

Mountain bike (MTB) menurut data, lahir tahun 1976. Dia tercipta oleh beberapa kelompok orang California yang awalnya dijuluki clunker atau cruiser di kawasan Marin County. Orang-orang ini sebelumnya ‘gila berat’ dengan sepeda jenis bicycle motor cross (BMX). Mereka jika lomba dengan BMX, gayanya itu khas sekali. Yakni, lompat-lompat di atas balok kayu (log jump), batu dan sebagainya.

Tapi kenapa mereka pindah ke MTB dan menciptakan sepeda jenis itu? Menurut mereka, BMX kurang mampu menempuh jarak jauh sambil mendaki atau pun menuruni bukit. Selain itu, frame geometrical-nya (kerangka) amat beda sehingga teknis pengendaliannya juga berbeda. Pada log jump, MTB tak mampu melakukan manuver seperti itu tapi BMX begitu mudah dan tangkas.

Berdasarkan cara mengendarai dan jenis medan Setidaknya ada 5 jenis Mountain Bike berdasarkan fungsinya, yaitu:
- Cross country (XC). Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sepeda jenis ini dapat digunakan untk melibas segala jenis trek yang bervariasi seperti tanjakan, turunan, aspal maupun kubangan lumpur. Namun, sepeda ini memang tidak dirancang untuk turunan yang sulit, khusus untuk turunan yang sulit lebih pas kalo kita gunakan sepeda jenis Downhill (DH). Sepeda jenis ini biasanya menggunakan bahan logam yang ringan. Di Indonesia banyak dipertandingkan kelas cross country dan downhill. Karena dilihat dari jumlah peminat dan penggemar sepeda lintas alam yang jauh lebih banyak serta dari segi risiko dan biaya perlengkapan yang jauh lebih rendah.

- Enduro / All mountain (AM). Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension. Sepeda ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan jenis XC, perbedaan utamanya adalah pada bobot. Sepeda AM lebih berat dibandingkan dengan XC. Bobot yang lebih berat ini dimaksudkan untuk mengantisipasi medan yang lebih ekstrim dan ukuran rangka biasanya lebih besar dari XC.

- Freeride (FR). Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh. Julukan freeride ini mengikuti jenis aliran yang ingin mendobrak keteraturan yang hanya melewati jalur atau medan yang dilewati. Bagi penikmat sepeda ini, freeride adalah “No Way End for My Bike“. Berat sepeda jenis ini bisa lebih berat dari jenis AM dan XC.

- Downhill (DH). Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga selain kekuatan, yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.

Sepeda jenis ini memang dirancang untuk dapat digunakan pada jalur yang penuh dengan turunan. Sepeda jenis ini juga memiliki berat yang lumayan dan biasanya terbuat dari logam yang cukup tebal dan berat (Berat sepeda sangat berguna untuk meluncur mengikuti gravitasi bumi..). Ciri yang kasat mata lainnya selain bentuknya yang menyerupai motor trail tanpa mesin, adalah jumlah gear depan dan belakang yang biasanya lebih sedikit. Suspensi depan biasanya memiliki travel berkisar antara 150 mm sampai dengan 200 mm, hal ini dimaksudkan agar getaran yang timbul dapat teredam dengan baik. Sedangkan suspensi belakang menggunakan travel berkisar antara 7 sampai 8 inchi.

Biasanya, berjenis full supension bike, yang mempunyai peredam kejut di bagian depan dan belakang. Fungsi kedua peredam kejut itu untuk lebih menjaga kemampuan kontrol, kekuatan menahan beban dan traksinya. Itu sebabnya, daya travel peredam kejut ini mencapai 7 inci. Yang tidak boleh terlewatkan adalah soal sistem pengereman. Melihat risiko dan medan yang dijelajahi, sepeda downhill memakai rem cakram. Di bagian crank, yaitu lengan ayun untuk mengayuh sepeda terpasang pada botom bracket dan di ujung satunya lagi terpasang pedal, punya spesifikasi khusus. Sepeda downhill hanya memiliki satu piringan chainwheel (piringan bergerigi yang berada pada chainset/komponen crank). Sepeda ini tidak bisa dipakai di medan menanjak. Dengan tuntutan spesifikasi yang khusus itu komponen sepeda downhill menjadi mahal. Bila dihitung-hitung, harga satu set sepeda yang siap bisa dipakai bermain, harganya mulai dari Rp 16 juta.

Seorang pemain sepeda downhill harus melengkapi dirinya dengan alat-alat keamanan. Karena risiko yang ditimbulkan lebih ekstrem dan berbahaya. Helm full face, pelindung dada dan tulang belakang wajib dikenakan. Kemudian masih ditambah pelindung siku, pergelangan dan tulang kering. Sepatunya juga khusus. Bila sudah siap berlaga, jangan lupa pakai kacamata (google) dan sarung tangan. Biaya pembelian perlengkapan keselamatan juga tidak murah. Helm full face biasanya berkisar Rp 1 juta, body protector komplet (Rp 1 – 2 juta), sepatu (sekitar Rp 500 ribu), kacamata (tak lebih dari Rp 1 juta) dan sarung tangan (sekitar Rp 200 ribu). Nah, sekarang anda bisa memperkirakan biaya yang akan anda keluarkan saat ingin mencoba hobi menarik yang satu ini.

- Dirtjump (DJ)/ Urban and Street (DJ). Nama lainnya adalah urban MTB. Penggemar jenis ini awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar. Umumnya sepeda DJ memiliki frame yang hampir sama dengan jenis sepeda BMX (singkatan dari B=Bicycle M=Moto X=Cross), tetapi memiliki diameter yang lebih besar antara 30% - 40%. Jika BMX memiliki diameter ban 20 inchi, sepeda DJ menggunakan diameter 24″. Jenis sepda DJ ini digunakan untuk dapat melewati segala kontur yang sudah dibuat (biasanya diwilayah perkotaan) seperti trotoar, tangga, tembok dan sebagainya.

Get your new Stuff !!

- Beli jadi atau rakitan ?
Jangan anggap enteng masalah ini. Memilih sepeda, khususnya mountain bike bukan hal sepele. Begitu memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang membingungkan. Tanpa pengetahuan memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda yang tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal salah membeli sepeda tentu bukan problem serius. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih adalah perkara besar.

Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai dirtjump.Mountain Bike dapat dibeli dalam bentuk sepeda jadi (full-bike) maupun rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus dipilih?

Pilihan pertama, membeli full-bike, berarti tinggal datang ke toko, pilih, bayar dan langsung pakai. Mudah sekali. Jika Anda tak mau repot, atau bersepeda bagi anda sekadar untuk berolah-raga dan sarana transportasi alternatif, maka membeli sepeda full-bike sangat cocok. Namun membeli full-bike juga membuat sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang lain yang memiliki sepeda sama dengan kita.

Pilihan kedua, sepeda rakitan, berarti kita memilih komponen dan membangun sepeda sendiri. Memang lebih merepotkan. Tapi kelebihannya, sepeda rakitan memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya karena sesuai dengan keinginan dan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit adalah kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara rakitan karenanya kurang disarankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit sepeda sendiri sangat disarankan mengajak pesepeda yang lebih senior. Proses perakitannya juga sebaiknya diserahkan kepada tokonya, kita hanya sekadar memilih komponennya saja.

Untuk masalah kualitas, sebetulnya sama saja antara beli jadi dengan rakitan. Tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda full-bike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda full-bike diproduksi secara masal, sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan jelas lebih murah. Frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya Specialized, Schwinn, Kona, dll.) tapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut. Harga frame bajakan bisa 1/10 frame aslinya.

- Hardtail atau full-suspension ?
Lalu bagaimana memilih MTB yang baik dan mampu mengatasi medan berat? Menurut para pakar, sebaiknya belilah sesuai kebutuhan dan keperluan. Jika cuma untuk dipakai dalam jarak pendek, tentu tak perlu yang mahal. Namun jika suatu hari kita punya minat untuk membeli yang ternama, pastikan belilah yang top branded. Sebab, lazimnya produk ternama memberi jaminan kualitas yang pasti.

Ketika menanyakan hal ini biasanya para pemula akan disarankan memulai dengan hardtail. Alasannya antara lain agar para pemula terlebih dulu membiasakan diri dengan sepeda yang lebih ringan, efisien dalam mengayuh, mudah dalam pengendalian dan sederhana dalam perawatan. Baru setelah jam terbangnya dengan hardtail cukup banyak dapat beralih ke fulsus.

Saran ini sekarang mungkin sudah kurang relevan lagi, meskipun juga tidak salah. Mengapa? Karena, saat ini telah banyak sepeda fulsus yang memiliki performa dan efisiensi mendekati hardtail. Terutama pada sepeda 'kelas atas'. Jadi, bila bujetnya memang sudah tersedia, tidak ada salahnya langsung mencoba fulsus. Begitu pula bagi orang-orang yang baru memulai bersepeda di usia 30-an ke atas, memilih fulsus akan membuat bersepeda menjadi lebih nyaman. Tentunya, yang dipilih bukan fulsus 'asal jadi' dengan efek bobbing besar (biasanya produk Cina), karena justru akan menyengsarakan dan jangan-jangan malah akan membuat kapok bersepeda. Efek bobbing adalah rantai mengendor dan mengencang akibat gerakan suspensi belakang, membuat kayuhan menjadi berat dan energi kita terbuang percuma.Tetapi satu hal yang pasti, untuk pemula yang baru pertama kali membeli MTB, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail maupun fulsus. Jangan membeli sepeda freeride, apalagi downhill.

Yang jadi masalah sekarang adalah harganya. Untuk bisa serius dan fokus di olahraga ini, punya sepeda yang baik dan bagus wajib hukumnya. Agar tidak salah dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dulu berapa bujet, baru kemudian cari sepeda yang sesuai dengan anggaran kita itu. Jika bujetnya cuma 800 ribu rupiah, carilah sepeda seharga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli sepeda di atas bujet yang disiapkan..

-Harga
Memang, semakin mahal harga sebuah sepeda semakin baik pula kualitasnya. Pepatah 'harga tidak akan menipu' dan 'ada harga ada rupa' berlaku dalam membeli sepeda. Lantas apakah kegiatan ini hanya ditujukan bagi mereka yang berkantong tebal? "Tidak juga. Banyak dari mereka yang berasal dan kalangan bawah yang suka olahraga ini. Mahal itu relatif dan tidak bisa diukur. Banyak sepeda yang harganya murah. Tapi memang standarnya sepeda yang untuk bertanding sekitar Rp 5 juta. Sedangkan untuk championship itu sekitar Rp 20 juta-an. Sekarang tinggal kita yang memilih sendiri. Apakah sepeda itu untuk bertanding demi negara, atau hanya untuk having fun saja," kata Suwandra.

Daripada mempersoalkan gengsi, lebih penting untuk membuktikan bahwa meski dengan sepeda murah tapi lebih jago di tanjakan, lebih piawai di medan offroad, dan lebih kuat endurance-nya. Sambil, tentu saja, sisihkan sebagian penghasilan anda agar ke depannya dapat mengupgrade sepeda anda atau membeli sepeda yang lebih sesuai dengan keinginan.

Bahkan, beberapa merek sepeda gunung harganya bisa melangit hingga di atas Rp 50 juta. Biasanya, kerangka sepeda itu terbuat dari karbon fiber. Beratnya pun begitu ringan dan bisa diangkat dengan satu tangan. Desainnya pun semakin berkembang mengikuti kebutuhan si pengguna. Kini, banyak sepeda yang menggunakan rem cakram. Ini merupakan adaptasi teknologi kendaraan bermotor. Artinya, tingkat keamanan pun semakin tinggi pula. Guna meredakan kejutan atau goncangan, umumnya sepeda gunung dilengkapi dengan shockbreaker, entah di depan, tengah, atau bagian belakang, dilengkapi dengan sensor komputer yang akan mengatur kerja shockbreaker. Jadi begitu dijalanin dan merasakan kontur jalan, sepeda akan mengatur seberapa banyak getaran yang akan diserap.

Sepeda gunung bisa dibeli mulai dari harga 700 ribu hingga puluhan juta rupiah. Kualitas bahan, fitur dan desainnya lah yang membedakan. Sepeda gunung seharga 700 ribu framenya masih terbuat dari besi, sedangkan yang puluhan juta berbahan serat karbon, bahan yang sama dengan pesawat terbang. Bagi kebanyakan orang, frame berbahan aluminium sudah mencukupi. Tetapi sekadar saran, jika bujet Anda mencukupi, jangan membeli sepeda gunung dengan harga di bawah 1 juta rupiah. Untuk pemula yang sekadar ingin bicycling for fun, sepeda berharga 1,5 - 3 juta rupiah sudah sangat mumpuni. Kecuali jika Anda sudah mulai serius menekuni hobi ini dan menjadi kecanduan berat, sepeda seharga 10 juta rupiah pun masih dirasa kurang.

Richard Cunningham yang mendesain sepeda gunung dengan merek Nishiki dan Mantis menyarankan pada mereka yang serius tapi punya dana pas-pasan, agar membeli frame (terbaik) lebih dulu ketimbang membeli sepeda komplit yang mahal sekali. Bagian atau komponen lain bisa dibeli satu per satu yang sesuai dengan komponen sehingga tak perlu berkali-kali melakukan perbaikan. Yang juga tak kalah penting adalah di saat kita berhadapan dengan pedagang sepeda. Pertama kali mintalah brosur (katalog) yang berisi spesifikasi. Sesuaikan geometri sepeda yang akan dibeli dengan geometri sepeda yang harganya lebih tinggi. Kalau kita menemukan kesamaan geometri dengan sepeda yang akan kita pilih, antara lain head angle (sudut kepala stang), seat angle (sudut pipa sadel dengan pipa atas), top tube length (panjang pipa atas) dan chainstay length (panjang pipa kedudukan rantai) maka sepeda Anda sudah mirip sepeda yang harganya lebih mahal.

-Merek ?
Sepeda seperti halnya mobil. Industri sepeda juga mengeluarkan model-model baru dengan sentuhan inovasi-inovasi terkini sehingga nyaman dikendarai. Bahan kerangkanya tidak hanya terbuat dari besi atau campuran baja seperti zaman dulu. Sekarang kerangka sepeda berasal dari bahan-bahan yang eksotis, seperti titanium, aluminium, dan serat karbon. Beratnya lebih ringan, tetapi lebih kuat dibandingkan dengan sepeda-sepeda dulu.

Yang jadi pertanyaan bagaimana mengetahui sepeda itu mereknya ternama, sementara kita sama sekali belum tahu apa-apa tentang sepeda? Ini gampang, tanyakan pada dealer atau toko sepeda tentang spesifikasi sepeda yang bakal dibeli. Merek sepeda yang beken biasanya spesifikasi dan ukurannya jelas dan tak berubah-ubah. Atau lihat majalah sepeda untuk mengetahui lebih jauh tentang itu.

Sekarang ini ada sepeda yang harganya mencapai Rp 60 juta. Sepeda mahal itu menggunakan kerangka terbuat dari karbon fiber. Beratnya pasti ringan, sekitar 10 kg. Bisa ditenteng dengan satu tangan. Sepeda gunung berkelas ini antara lain bermerek Canondale buatan Cannondale Bicycle Corp. Terakhir, perusahaan pembuat mobil Audi juga memproduksi sepeda yang diberi nama Audi Bicycle, Mountain Bike Cross Pro. Audi mematok harga sepeda per unit Rp 33 juta.

Frame sepeda gunung yang ditawarkan Audi terbuat dari aluminium dengan desain khusus untuk cross country yang full suspensi. Remnya menggunakan rem cakram, disk brake Magura Marta yang kuat mencengkeram. Cocok untuk digunakan dalam kota yang banyak sepeda motor dan mobil yang kadang-kadang berhenti mendadak.

Dan jangan lupa cek pipa kerangka sepeda (frame tubes). Material kerangka MTB terbuat dari macam-macam bahan. Ada yang dari besi sehingga kuat dan keras, namun akhirnya sepeda jadi berat. Juga ada bahan yang terbuat dari besi campuran yang disebut High Tension atau sering disingkat Hi-Ten yang lebih ringan dari besi. Kemudian lahir penemuan baru lagi yakni Chromoly. Tujuannya sama agar sepeda menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Tapi belum lama Chromoly hadir, lahir konsep tubing baru yang disebut Tange. Yang disusul lagi oleh Alumunium, Carbon, dan Titanium. Sepeda pun menjadi semakin ringan namun tetap kuat.

Sepeda gunung umumnya menggunakan shokbreker, baik di bagian depan, tengah, maupun belakang. Sepeda buatan Audi juga demikian. Namun, Audi membuatnya sangat terbatas, hanya 200 unit. Perusahaan otomotif ini tampaknya tahu bahwa konsumen sepeda yang dibuatnya hanya untuk kalangan tertentu, yaitu kalangan menengah ke atas, orang yang tidak sayang membeli sebuah sepeda dengan harga puluhan juta rupiah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

gaya-gaya bmx 2

Dave 
Mirra the BMX riding legend performs freestyle tricks

Dave Mirra (left) is a BMX riding legend. He holds the record for the most number of medals won in the X-Games competition and has become a successful businessmen. Dave Mirra has many tricks in his repertoire and you'll find plenty of his videos added here as the site develops

Urban Pirouette - Freestyle BMX in Barcelona
I recognize there is a whole world behind freestyle bmx, and I enjoy watching impossible pirouettes like these as I walk along the beach, but my hair is turning gray so I prefer to follow it from the distance and practice with my camera. Nevertheless, the fact that I am too old to practice doesn't mean my younger visitors have to sit and get bored looking at my architecture pictures. If you want to know more about bikes, and especially this style check this link: Freestyle BMX Tricks.

MX (which is short for Bicycle Motocross) started out as a bicyle version of motocross, with specially designed bicyles racing over dirt tracks with bumps and jumps. People soon discovered that small, lightweight BMX bikes were ideal for stunts and tricks, and Freestyle BMX was born. Freestyle BMX is now split into several kinds of riding, including Flatland (tricks on a flat surface such as tarmac), Street (riding on a street course with steps and other obstacles), Ramps (in a skate park or dedicated BMX park) and Vert (riding ramps or bowls with vertical or near vertical sides).
In 2008 for the first time BMX racing was included in the Olympic Games. Britains's best hope was women's world champion 19 year old Shanaze Reade, who reached the final but unfortunately came off her bike while attempting to overtake the leader and ended up last.
If you are interested in BMX racing, visit www.britishcycling.org.uk which has details of BMX racing clubs.
There are a lot of BMX riders around Finchampstead and Wokingham. Good places for Free-style Ramp riding are St Crispin's in Wokingham and Mill Park - Wild Ridings in Bracknell. Unfortunately so far there is nowhere provided for Free-stylers to ride their bikes in Finchampstead. BMX riders end up using the streets or car parks but we don't recommend this as there is always a danger of someone getting hurt.  (Some riders used to use the car park near the former Gorse Ride community centre, but this is now a building site for the new community centre).  Anyone who wants to ride ramps needs a willing adult with a car to drive them to a skate park.
We have discovered some good web sites.  For those who want to learn tricks try the bmx-zone.com site. Another site that has good videos is www.vitalbmx.com.
Beginners can buy a BMX bike from most good bike shops. More experienced riders can have their bikes custom build by using parts that are available from online BMX sites.
Remember that it makes sense to always wear safety gear when riding BMX.





Tim Ruck, Ride BMX UK, october 1994 : The top lad was Jay Miron, perhaps not unsurprisingly, the bestest tricks being: alley-oop over the spine to grind backwards on the opposite side, then back over, off the volcano over spine to grind, back again, an aborted flip attempt (over the spine) and foot-planting the railing behind the ramp as a set-up trick to get plenty of speed for big airs over the spine, also warp-speed no brake nosewheelies and bottom-side icepick grinds, the spine being his fave I guess. Stuart King pulled a truck driver over the spine (some idiot stole his bike, a practically new lengthy, so for vert the next day he rode John Taylor's GT). Stephan Prantl, the ride-like-a-tyrant German Pro, VERY dedicated and rad, was 360 tyre-tapping over the spine whilst flailing one hand overhead with assorted other lip-trickery. My eye-witness was so enamoured with Miron's riding this was all the info I could gleam
david 
lombard

Tim Ruck, Ride BMX UK, october 1994 : Sunday must have been a bit hectic for the organisers. they had to get through most of the flatland and all of the vert, not an easy task with the threat of rain looming overhead all day. The final day of the contest started off with the biggest flatland crowd you're ever likely to see ready to witness some of the most advanced flat riding you're ever likely to see. The large banked sides of the park made a great grandstand. The spinniest most contorted around-the-bike links were being done by Jesse Puente, one move was half a steamroller combined with a bar-hop (not climbing over, jumping) so he lands in an elephant glide, a flatland vision from God basically, speaking for myself I was almost moved to tears after his run (I said almost). Sean McKinney gelled in his run, but according to an impartial bystander, "He's got the ego and breakdancing to make up for it, and let's face it that's what counts in flatland nowadays." You see, after failing several moves he chucked his bike and started breaking right there on the contest arena. Tarmac. Harsh, After his nicely connected and fairly dab-free run, Phil Dolan rode back to a barrage of high-5's from his flatland bros (pros), there was more slapping of skin than in the peep shows in Amsterdam.

osicka
Paul Osicka

puente
Jesse Puente .vice champion

Tim Ruck, Ride BMX UK, october 1994 : There were quite a few riders in this chaos, ranging from street's roots like Bart de Jong, Lars Hansen, to big moves like Hoffman, Miron, Johnny Petit. The big tricks were what the crowd were baying for, so that's what I'll give ya! Miron's best were a stretched one-handed one foot over a kinked concrete hip, fast nose wheelies across the concrete box, a MASSIVE straight flip over the jump box (which had started his run) and a one-hand to one-hand truck driver as effortless as if it'd been a straight x-up. I'm not sure if Johnny Petit entered or was just in practice, but pulled off big flips, supermans, and needy pulled or possibly at some point pulled, framewhip 360 over the jump, made a big impression on all onlookers.
Hoffman - the mere mention of his name sent the crowd crazy, be dabbed a couple of framewhip tricks, one footslap on the wall, the other being airing the concrete hip, but he satisfied the flip-crazy crowd with a big no-handed one out of the soft high concrete bank, over the spectators and a fence to land outside the park. Or, it could have been over the jumpbox - I was trying to get into position to take a photo and the angle I was watching from was a bit tricky it might have well have been out of the park with the noise the crowd made.
Not as much noise as they made for the cold-lampin' Ice Money, from the United States. His biggest move was a rock-walk drop-in off the jumpbox, I reckon his game plan was if you entered a pro race, maybe everyone would fall off and you'd win, but this strategy doesn't work in freestyle. But, he did have a Mr T haircut and flash see-through body-armour.

hoffman
Mat Hoffman 360 table

STREET PROS 1-Jay Miron 2-Mat Hoffman 3-Thomas Stellwagg 4-Markus Wilke 5-Stefan Prantl 6-Stephane Meneau 7-Lars Hansen 8-Bart de Jong

petit
John Petit en backflip

Tim Ruck, Ride BMX UK, october 1994 : Thursday was the date set for the start of the contest, that was until we got there and were told street had already been held (on Wednesday) except for the pros, who were to ride in the afternoon, As everyone mingled and remade old acquaintances, there were already hilarious tales circling about Sea Of Horror ferry crossings and the various treks people had made to the contest, from the UK, US, Austria, Holland, France, Denmark, there was a true international flavour to this Worlds, The skatapark was pretty well laid out : 10/11 foot half pipe, spined 7ft mini ramp, and large street course with big banks running round two sides with one part leading to a large wall ride, small hip ramp, old school 1/4 pipe, concrete transitioned funbox with small handrail, and a large steep jumpbox which various people were skying over (and off - someone 360'd it and missed the landing, the box was about 6ft high). There was a smaller 5ft high mini behind the vert, but the contest was to be on the spine, which a few people found disconcerting as it was larger than at most comps. There were different colour wrist bands to wear depending on whether you'd paid to spectate, enter, or were a VIP/organiser/press. This was then supposedly enforced by marshalls on the two entrances, in reality though people were going in and out of all the areas (spectators were meant to be in a separate part) and there were loads of people riding that weren't entering which was cool, good sessions, but not-so-cool if you'd paid to ride (20Dm).
fly

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TENTANG BUNG KARNO YANG JAGO FREESTYLE


MARI KITA TERUSKAN KAWAN KAWAN BAKAT PAK SOEKARNO INI
Bung Karno dalam biografinya hanya menyinggung sedikit masa-masa sekolah di HBS Surabaya. Masa-masa ia berjalan kaki, sementara para murid Belanda sudah ber-haha-hihi dengan sepeda angin. Ia lantas berusaha memperketat pengeluaran sehingga bisa menyisihkan sedikit uang bulanan untuk ditabung.
endek kata, Sukarno adalah pengendara sepeda yang baik. Dalam beberapa kunjungan ke luar negeri, ia bahkan menjajal sepeda-sepeda onthel kebanggaan negara itu. Salah satu foto bahkan menunjukkan freestyle onthel ala Bung Karno. Ia bisa menghentikan sepeda, tanpa menjejakkan kaki ke bumi, badan membungkuk dan memegang roda depan. Foto yang lain menunjukkan, zaman dahulu pun, freestyle sudah ada. Bedanya, kalau dulu menggunakan sepeda onthel, sekarang memakai sepeda BMX.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 sepedah termahal di dunia



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 sepedah terunik di dunia

  • keunikan nya hanya dari sebeuah warna yg kemes-emasan yg jadi bahan pengunikan sepedah ini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS